19 Juli 2016

Pelestarian Budaya Indonesia



Eksistensi Musik Melayu di Indonesia[1]
Keberadaan musik melayu saat ini merupakan suatu hal yang sangat tidak disangka-sangka sebelumnya. Konon, saat ini banyak produser menginginkan kelompok musik dengan genre seperti ini, dan dari beberapa label besar Indonesia sudah memilikinya. Sebut saja Kangen Band yang bernaung di bawah bendera Warner Music, Hijau Daun sebagai punggawa Sony Music, ST12 dari Trinity Optima, dan Wali yang merupakan anak emas dari Nagaswara. Keempatnya merupakan tambang emas dari setiap label yang menaunginya. Mulai dari penjualan fisik hingga RBT yang bernilai miliaran rupiah. Dalam bisinis musik saat ini tak dapat dipungkiri musik bergenre ini merajai semua stasiun televisi, bahkan radio.
Salah satu ciri khas musik melayu adalah lirik yang mendayu-dayu atau istilahnya metal (mellow total). Dengan maraknya genre ini menurut beberapa musisi bukan merupakan gejala kemajuan industri musik Indonesia. Beberapa musisi nasional yang merasa resah atas tren melayu antara lain Ridho SLANK, David NAIF, hingga Yovie Widianto yang mengungkapkannya saat pagelaran sekelas AMI Awards 2009 mengenai Anugerah Musik Melayu. Pertentangan berlanjut dengan penyataan para musisi di media massa yang menentang keberadaan genre ini.
Jika permasalahannya terletak pada berkurangnya jumlah kuota di telinga masyarakat akibat banyaknya band-band melayu yang berkumandang, maka kita terlalu cepat menyimpulkan. Munculnya band melayu, sebenarnya diringi dengan munculnya band-band lain yang ber-genre non-melayu. Sebut saja Drive, D’Massiv, Alexa, The Dance Company, Lyla, Vierra, hingga artis-artis pendatang baru milik Ahmad Dhani di Republik Cinta Management, dan beberapa band lain yang sama sekali tidak menyentuh notasi-notasi musik melayu. Kesemua nama tersebut memiliki fans-fans fanatik tersendiri. Hal tersebut menunjukan tidak adanya kesenjangan penikmatnya. 
Permasalahannya mungkin terletak pada kualitas musik melayu itu sendiri. Jika dilihat secara musikalitas dari musik-musik Indonesia yang berkibar beberapa tahun kebelakang hingga kini, maka musik melayu bisa dibilang kalah telak. Tidak munafik, jika kita bandingkan “Pujaan Hati”nya Kangen Band dengan “Jangan Menyerah” milik D’Massiv maka musikalitasnya sangat jauh berbeda. Tapi itu semua tidak bisa dijadikan patokan bahwa musik melayu sangatlah buruk. Lihatlah penjualan album ST12 “Puspa” yang melayu dan mendayu-dayu namun lebih laris manis di pasaran ketimbang album “Esok Lebih Baik” milik Drive.

Sebenarnya ini hanyalah permasalahan selera musik masyarakat saja. Penjualan Album maupun RBT yang cukup tinggi dari band-band melayu yang sedang naik daun, dapat dijadikan indikator selera dengar masyarakat saat ini. Bahwa masyarakat memang menginginkan seperti itu. Maka para produser dan pihak major label pun memanfaatkannya dengan menjadi mediator penyedia musik-musik melayu untuk memanjakan masyarakat. Jika kita penikmat musik yang bijak, maka sebaiknya kita ‘pasrah’ dan menerima saja. Karena musik hanyalah tren yang berbaur dalam suatu roda yang berputar. Akan datang masa di mana musik-musik melayu akan berkurang eksistensinya atau bahkan hilang tak bersisa. 



Upaya Melestarikan Budaya Indonesia   
    
Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleg negara lain. Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.[2]

1. Strengh (Kekuatan)
a.       Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke  aset yang tidak dapat disamakan dengan  budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimata Internasional.
b.      Kekhasan budaya Indonesia. Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. . Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya warga asing yang  mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik.
c.       Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa. Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
2.      Weakness (Kelemahan)
a.       Kurangnya kesadaran masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan ciri khas dari budaya tersebut.
b.      Kurangnya pembelajaran budaya. Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.
c.       Minimnya komunikasi budaya. Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
3.      Opportunity (Peluang)
a.       Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya
Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
b.      Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
c.       Kemajuan pariwisata. Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan  budaya yang mungkin terjadi.
d.      Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
4.      Threatment (Tantangan)
a.       Perubahan lingkungan alam dan fisik. Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara   untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah.
b.      Kemajuan Teknologi. Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
c.       Masuknya Budaya Asing. Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman.


[1] Yogha Pamungkas. Desember, 2013. Di balik Invasi Musik Melayu Indonesia. http://yoghapamungkas.wordpress.com
[2] Widia Ayu. Desember 2013. Upaya Melestarikan Budaya. http://ayuwidia87.blogspot.com

1 komentar:

  1. The History of the Casino - One of the Most Popular Casinos
    A relative newcomer to the world kadangpintar of online gambling, Wynn casinosites.one Las Vegas 1xbet 먹튀 opened its goyangfc doors to a new audience of over 600,000 in 2017. This was the first jancasino.com casino

    BalasHapus